Berita & Agenda : Monday, 30 April 2012 | 2756 Views |

KKN-PPM Trawas 2012 Berlangsung Penuh Kesan

Universitas Widya Kartika (Uwika) kembali menyelenggarakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) – Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) di awal tahun 2012. KKN-PPM tahun ini merupakan langkah awal setelah beberapa tahun terakhir kampus yang terletak di Jl Sutorejo Prima Utara II/1 Surabaya ini menyelenggarakan KKU sebagai ganti KKN.

KKN tahun 2012 yang diikuti oleh para mahasiswa dari program studi Bahasa Mandarin dan Bahasa Inggris ini memilih tempat di sebuah desa terpencil di Kabupaten Mojokerto. Tepatnya di Desa Sugeng, Kecamatan Trawas. KKN berlangsung selama tiga hari, 25-27 April 2012.

Untuk memasuki desa yang dihuni hanya 207 KK (589 jiwa) ini harus menembus daerah lereng hutan di sekitar gunung Penanggungan. Desa yang sebagian besar penduduknya menjadi buruh tani ini benar-benar jauh dari desa-desa tetangga.

Berangkat dengan menumpang dua truk Angkatan Laut, para peserta KKN meninggalkan kampus Uwika tepat pukul 08.00, Rabu, 25 April 2012. Sekitar pukul 10.15 mereka sudah tiba di balai Desa Sugeng dan disambut oleh Kepala Desa Sugeng, Ny. Nuriyanik.

Setelah acara penyambutan, peserta KKN beristirahat sejenak dan melihat-lihat daerah sekitar balai desa sembari menunggu jadwal makan siang. Sore harinya, para peserta KKN diminta untuk berbaur dengan masyarakat desa. Mereka mendapat tugas untuk mengenal, mengidentifikasi dan merumuskan masalah-masalah apa saja yang ada dan dihadapi oleh masyarakat Desa Sugeng.

Berbagai pengalaman ‘mengejutkan’ dialami para peserta KKN selama mereka berbaur dengan warga masyarakat. Bahkan ada beberapa mahasiswi yang tidak mampu menahan rasa haru dan meneteskan air mata ketika menceritakan kesulitan-kesulitan hidup yang harus dialami oleh sebagian warga Desa Sugeng. “Kami bertemu dengan warga yang hanya bisa pasrah menjalani kehidupan. Mereka tidak menginginkan hal yang muluk-muluk (tinggi standarnya). Mereka hanya punya cita-cita bagaimana bisa makan tiga kali sehari. Sederhana sekali,” tutur seorang mahasiswa sambil menahan diri agar air matanya tidak menetes.

Usai makan malam di hari pertama KKN, para peserta KKN kembali berbaur dengan warga sekitar untuk bersama-sama menonton film bertema kepahlawanan, ‘Merah Putih’. Anak-anak dan orangtuga tampak sangat senang dengan penayangan film heroik ini.

Setelah pemutaran film ‘Merah Putih’, masih dilanjutkan dengan pemutaran film berikutnya. Namun warga masyarakat sudah banyak yang meninggalkan halaman balai desa karena mengantuk setelah seharian penuh bekerja di ladang atau sawah.

Sementara itu beberapa peserta KKN juga sudah bersiap-siap beristirahat. Para peserta KKN mendapat pengalaman baru lagi ketika beristirahat. Mereka malam itu tidak tidur di kamar dengan kasur empuk seperti di rumah masing-masing. Para peserta KKN turut mengalami kesulitan hidup warga Desa Sugeng dengan tidur di balai desa. Mereka tidur hanya beralaskan tikar atau plastik bekas spanduk dan sebagian karpet, tanpa bantal dan guling. Para mahasiswa bukan hanya KKN-PPM, tetapi mereka juga benar-benar menjalani ‘Live-In’ yang sesungguhnya. Pengalaman tidur semacam ini harus dijalani juga di malam kedua.

Selain masalah tidur, para peserta KKN juga harus rela berbagi dalam hal mandi. Bu Lurah hanya mempunyai dua kamar mandi dan dua WC. Untuk mandi tidak terlalu masalah sebenarnya karena kamar mandinya berukuran besar-besar, bahkan banyak mahasiswi yang bersedia mandi bersama hingga tiga atau empat orang sekaligus. Yang menjadi masalah adalah ketika harus antre untuk BAB.

Beberapa peserta KKN harus rela berjalan kaki menuju ke sungai yang jaraknya mencapai dua setengah kilometer. Saat berangkat ke sungai, umumnya berjalan dengan penuh semangat. Mereka kemudian masuk ke sungai dengan senang hati. Namun persoalan muncul ketika pulang ke balai desa. Sekeluar dari sungai mereka harus melintai jalan menanjak yang membuat napas ngos-ngosan. Satu dua kali terpaksa panitia menjemput dengan mobil.

Kunjungan 16 Dokter dari Hongkong

Sekalipun hanya tidur bersama-sama di lantai balai desa, pengalaman ini sama sekali tidak menyurutkan semangat para peserta KKN untuk berbuat yang terbaik bagi masyarakat Desa Sugeng. Hari kedua, 26 April 2012, para peserta KKN menjalani program Bina Lingkungan. Mereka kerja bakti dengan menyapu jalan-jalan desa dan memasukkan sampah-sampah yang ke dalam tong-tong yang dibeli oleh para mahasiswa.

“Di jalan-jalan desa sama sekali tidak ada tong tempat sampah, karena itu kami membeli untuk mereka,” ujar mahasiswa.

Selain menyapu dan membersihkan sampah di got dan jalan-jalan desa, sebagian mahasiswa ada yang mendapat tugas untuk mengecat sejumlah fasilitas umum seperti ponten dan gapura yang ada di balai desa.

Kerja bakti itu dilaksanakan mulai pukul 08.00 hingga sekitar pukul 10.00, karena para peserta KKN harus juga menyambut tamu 16 dokter muda dari Hongkong. Bersama dengan sejumlah pendamping, ke-16 dokter muda dari Hongkong itu datang ke Desa Sugeng untuk berbagi pengalaman tentang bagaimana menjalankan pola hidup sehat. Anak-anak dan warga setempat diberi tips untuk membersihkan tangan sebelum makan dan sebagainya.

Para dokter muda dari Hongkong itu mengunjungi warga Desa Sugeng hanya sekitar 3 jam. Mereka harus meneruskan perjalanan ke Bojonegoro untuk berbagi pengalaman dengan menjalankan pola hidup sehat dengan warga Bojonegoro.

Sore harinya, warga masyarakat Desa Sugeng mendapat tambahan ilmu bagaimana menjalankan pola hidup sehat dari seorang ahli obat-obatan herbal, Dr. Sairine, dosen Uwika. Berbagai keluhan penyakit disampaikan warga kepada Dr. Sairine, mulai sakit linu di persendian, gatal-gatal di kulit hingga penyakit mudah lupa.

Dengan cekatan Dr. Sairine menjelaskan berbagai jenis tumbuhan atau bunga yang bisa digunakan untuk menangkal penyakit-penyakit itu. Berbagai jenis tumbuhan atau bunga itu kebanyakan juga bisa ditemukan di Desa Sugeng sehingga warga masyarakat tidak perlu susah-susah ke tempat lain untuk mencari tumbuhan atau bunga yang bisa digunakan untuk menyembuhkan sakit mereka.

Evaluasi

Hari terakhir KKN, 27 April 2012, dilakukan evaluasi. Para peserta KKN diminta untuk menuliskan hal-hal yang membuat mereka terkesan, terkejut dan terheran-heran dengan masyarakat setempat. Setelah menulis hal-hal yang membuat mereka terkesan, terkejut dan terheran-heran, mereka diminta untuk mengelompokkan point-point yang senada (kategorisasi).

Usai melakukan kategorisasi, mereka diminta untuk merumuskannya dalam bentuk mind-map guna memudahkan mereka memahami persoalan-persoalan yang ada di masyarakat. Mind-map berguna untuk membantu menentukan langkah-langkah lanjutan penyelesaian masalah.

Mind-map dirupakan dalam bentuk bagan-bagan alur persoalan apa yang menjadi penyebab dan apa yang menjadi akibatnya. Identifikasi masalah semacam ini juga membantu mahasiswa untuk mendapat rumusan kesimpulan (sementara) atas berbagai persoalan yang berhasil ditemukan.

Para peserta KKN tampak sangat antusias untuk merumuskan berbagai persoalan dalam bentuk kategorisasi dan mind-map yang ada. Mereka berpikir sekuat tenaga untuk mendalami persoalan – persoalan yang ada di Desa Sugeng. Hasil evaluasi akhir ini sekaligus menjadi dasar bagi para peserta KKN untuk membuat laporan akhir masing-masing.