Berita & Agenda : Tuesday, 31 August 2010 | 1449 Views |

Warga Bangsa Semakin Bangga Dengan Batik

Produk fashion berupa batik kini semakin membuat bangga bangsa Indonesia. Bukan hanya kaum tua, tetapi para kawula muda dan anak-anak pun sekarang semakin enjoy saja mengenakan busana batik. Di berbagai tempat dan kesempatan pemandangan orang mengenakan batik semakin mudah ditemui.

Ini berbeda dengan beberapa tahun lalu, atau tepatnya sebelum ramai-ramai terjadi pembajakan oleh Negara tetangga terkait dengan kekayaan budaya dan seni serta karya cipta asli Indonesia. Setelah disahkan UNESCO bahwa batik sebagai warisan leluhur bangsa Indonesia, warga Indonesia tersadar untuk melestarikan batik sebagai kakayaan Nusantara.

Universitas Widya Kartika Surabaya berperan aktif untuk turut melestarikan warisan budaya dan karya cipta lelulur itu. Peran itu diwujudkan dengan mengadakan lomba desain batik, Kamis, 20 Mei 2010 lalu.

Lomba yang bertema product design competition itu diikuti delapan tim dari SMA yang ada di Surabaya dan kota-kota sekitarnya seperti dari Jombang. Setiap tim terdiri dari tiga peserta.

Berbagai bentuk kreativitas ditampilkan oleh para generasi muda itu. Lomba ini sendiri diprakarsai oleh Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Widya Kartika Surabaya.

Berbagai produk bermotif batik hasil karya siswa-siswi SMA itu digelar di lantai II gedung Universitas Widya Kartika yang terletak di Jl Sutorejo Prima Utara II/1 Surabaya itu. Di sana terlihat sandal, lampu, baju, dompet, hingga peralatan makan. Semuanya didesain serba batik.

Menurut panitia, bahan untuk membuat desain batik itu diserahkan kepada para peserta. Yang terpenting adalah harus bernuansa batik. Sedang tujuan untuk mengadakan lomba ini antara lain adalah untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda pada produk batik yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.

Lomba kali ini juga bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional. Momentum kebangkitan nasional diharapkan juga semakin mengingatkan bangsa untuk selalu bangga dengan produk-produk dalam negeri. Kebetulan juga pada 18-24 Mei 2010, Gubernur Jawa Timur mengeluarkan edaran ‘swadesi’ agar seluruh karyawan mengenakan batik atau lurik selama bekerja.

Para peserta lomba diharuskan mendesain,membuat dan mempresentasikan hasil karyanya itu di depan para juri. Penilaian didasarkan pada teknik pembuatan desain, sumber ide, tingkat inovasi dan manfaat produk.