Berita & Agenda : Monday, 30 August 2010 | 1358 Views |

“Giatlah Belajar, Bergaulah dengan Sebanyak Mungkin Orang”

Pesan itu disampaikan Rektor Universitas Widya Katika (Uwika) Surabaya, Dr. Ir. Gembong Baskoro, M.Sc, pada acara pelepasan mahasiswa S-1 jurusan Bahasa Mandarin, Kamis, 26 Agustus 2010. Pelepasan ke-21 mahasiswa S-1 jurusan Bahasa Mandarin dan empat mahasiswa program D-3 itu juga dihadiri Wakil Konjen RRC, Mr. Sun GuoYuan dan Wakil Attache, Ms Wang Dan Dan, pimpinan dan pengurus Yayasan Adi Jasa, unsur pembina dan pengurus YPPI, pimpinan Uwika, para orangtua mahasiswa dan undangan lainnya.

Rektor juga berpesan agar mahasiswa bisa belajar bukan hanya ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang kehidupan dan budaya di RRC. “Jangan sampai hanya menghabiskan waktu di tempat kos. Bergaulah dengan sebanyak mungkin orang, termasuk para mahasiswa dari negara-negara lain,” katanya.

Menurut rektor, dengan aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan, seseorang bisa mendapat banyak manfaat. Selain ilmu yang bertambah, dengan aktif bergaul juga menambah wawasan dan pengetahuan tentang kebudayaan dan peradaban.

Kesempatan menempuh studi di RRC, menurut rektor, harus dimanfaatkan dengan maksimal. Giat belajar harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari jika mahasiswa ingin berhasil.

Rektor juga menyitir tema pelepasan, ‘Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri China’, yang dulu hanya merupakan semacam pepatah anjuran, sekarang benar-benar menjadi kenyataan. “Di zaman saya dulu pepatah itu hanya seperti mimpi, tetapi sekarang menjadi kenyataan. Anda sekalian, para mahasiswa, merupakan orang-orang yang beruntung karena bisa mendapat kesempatan seperti yang terungkap dalam pepatah itu,” ujarnya.

Hubungan Persahabatan

Sementara Wakil Konjen RRC, Mr Sun Guo Yuan, dalam sambutanya menjelaskan semakin mesarnya hubungan persahabatan antara Indonesia China. Tahun ini, katanya, merupakan ulang tahun yang ke-60 hubungan persahabatan dua negara.

Dijelaskan hubungan diplomatik Indonesia-RRC terjalin sejak 13 April 1950. Meskipun pernah mengalami masa-masa kelam dalam hubungan persahabatan dua negara itu, sejak 8-8-1990 lalu, pemulihan hubungan itu terus dibangun kembali. Hubungan semakin mesra dengan kunjungan Presiden China Hun Jintao ke Indonesia yang diterima oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 24 April 2005.

Para era tahun 60-an, sejumlah mahasiswa dari China sudah dikirim ke Indonesia untuk belajar Bahasa Indonesia. Demikian sebaliknya, para masa itu banyak mahasiswa Indonesia yang studi ke RRC. “Tetapi karena pernah ada pembekuan hubungan persahabatan itu maka pertukaran mahasiswa tidak bisa berjalan. Saya sendiri belajar bahasa Indonesia di Belanda,” kata Mr Sun Guo Yuan yang fasih berbahasa Indonesia itu.

Mr Sun Guo Yuan menjelaskan saat ini memang sudah banyak mahasiswa dari China yang belajar Bahasa Indonesia di perguruan-perguruan tinggi di Indonesia. Demikian juga sebaliknya, sekarang banyak mahasiswa Indonesia yang studi di China.

“Saya mengucapkan selamat jalan kepada para mahasiswa. Seperti kata bapak rektor tadi, belajarlah yang giat, semoga sukses,” ujarnya.