Berita & Agenda : Friday, 8 February 2013 | 1531 Views |

Perusahaan Mesti Ikut Rawat Peninggalan Sejarah

Selama ini, pemerintah telah menerapkan  jaring pegaman bagi masyarakat dari pelaku usaha. Perusahaan diwajibkan memberikan timbal balik berupa corporate social responsibility (CSR). Namun, kedepan, tanggung jawab atas lingkungan hendaknya juga bisa menyentuh sisi fisik, misalnya kawasan heritage.

Hal tersebut disampaikan Dukut Imam Widodo, seniman dan pengarang sejumlah buku tentang kondisi beberapa kota dimasa lampau. Dia memaparkan idenya dihadapan peserta diskusi Surabaya Heritage yang diselenggakan Prodi Arsitektur Universitas Widya Kartika (Uwika) di atrium Grand City Mall Surabaya Kamis, 7 Februari 2013. “Sudah saatnya, perusahaan itu juga memperhatikan dan merawat peninggalan sejarah. Sehingga, selain CSR, perlu diterapkan Corporate Heritage Responsibility juga,” katanya.

Dia menilai, saat ini, banyak peninggalan sejarah yang sudah tidak asli. Beberapa bangunan dipugar degan alasan renovasi dan perbaikan. Namun, hasil akhirnya, model bangunan baru tidak memiliki kemiripan bentuk dengan sebelumnya.

Dukut mengambil contoh gapura Makam Mbah Bungkul. “Dulu tidak seperti ini. Sekarang jadinya malah tidak mencerminkan bentuk bangunan dari jaman apapun,” ungkapnya sambil menunjuk foto gapura tersebut di white screen.

Diskusi tersebut diikuti puluhan peserta. Pengunjung yang tertarik menyimak pembahasan itu mengambil tempat di kursi yang disediakan. Hadir pula Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Indonesia (YPPI) Eka Budiadi Santosa.

Suasana terasa lebih cair lantaran di putar sebuah dokumentasi film pada awal kemerdekaan. Sejumlah foto lawas juga ditampilkan di slide. Mulai dari kondisi Jalan Tunjungan, Stasiun Semut, Gedung Kantor Pos dan sejumlah tempat lain. Peserta pun menyimak dengan serius. Pada saat bersamaan, Dukut membacakan sebuah narasi lucu dengan logat dan bahasa khas Surabaya. Hal itu memancing tawa dan tepuk tangan meriah penonton. Acara diakhiri dengan penyerahan cindera mata dari panitia yang diwakili Ketua Dewan Pembina YPPI Eka Budiadi Santosa kepada Dukut Imam Widodo.