Berita & Agenda : Wednesday, 18 September 2019 | 800 Views |

Revolusi Industri dan Bonus Demografi

Dekan Fakultas Teknik Telah Mengancam Kepala Prodi Akuntansi (Benarkah?)

IMG_3885 IMG_3916

Robby Kurniawan Budhi, S.Kom., M.Kom.

Dekan Fakultas Teknik

Melvie Paramitha, S.E., M.Si.

Kepala Program Studi Akuntansi

 

 “Automation menjadi bagian dari Revolusi Industri yang sangat berkembang dan tidak bisa dihindari. Menurut Prof. Anita Lie (Guru Besar Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dna Pakar Pendidikan), bahwa segala kegiatan yang diulang-ulang sudah akan tergantikan semua oleh mesin. Bagaimana menanggapi hal tersebut yang bahkan sangat real benar-benar telah terjadi, terlebih lagi bagaimana mempersiapkan generasi kita?”

 

Dekan Fakultas Teknik :

Secara umum revolusi industri berpengaruh pada berbagai hal, kuncinya adalah penguasaan teknologi oleh para generasi muda kita, jangan sampai mereka yang dikuasai teknologi. Kita harus mendampingi dan mempersiapkan mereka agar bisa beradaptasi dengan perkembangan ini sehingga mereka tidak akan tersingkir. Jangan sampai teknologi semakin maju tetapi SDM kita tidak adaptif dan tidak maju juga, kita maju pun harus lebih jauh dari pada teknologi itu sendiri, kan kita manusia yang menciptakan mereka.

 

Kepala Program Studi Akuntansi :

Betul sekali ancaman itu sudah sangat meresahkan dulu di awal-awal kami mulai merasakan revolusi industri. Laporan keuangan dan pencatatan-pencatatan transaksi keuangan sudah tidak lagi dilakukan secara manual. Sudah mulai muncul software-software pengelolaan keuangan, tetapi kita tidak perlu takut akan hal itu, justru dengan IT kita akan semakin terbantu. Di dalam Akuntansi banyak sekali fokus bidang seperti audit keuangan, pelaporan keuangan, dll. Maka kami membekali generasi mudah kini pun dengan teknologi, kami melakukannya bukan baru-baru ini, karena secara gradual pun kami beradaptasi dengan perkembangan zaman. Yang dahulu Akuntansi dilakukan secara manual, kita lihat kini sudah mulai computerize. Dan kami juga yakin akan semakin berkembang pula kedepannya. Melihat pada kondisi saat ini saja belum semua orang juga bisa memanfaatkan teknologi, contoh di UKM yang masih banyak juga kita temui tidak ada laporan keuangan terperinci, bahkan sekedar memanfaatkan aplikasi Excel untuk laporan keuangan pun masih banyak kita temui yang tidak bisa melakukannya. Tidak semua pelaku usaha mau dan atau mampu berinvestasi pada software Akuntansi (khususnya pelaku usaha middle low), maka generasi yang kami persiapkan inilah nantinya yang akan berdampingan dengan revolusi industri memahamkan mereka akan perlunya memanfaatkan teknologi untuk bidang Akuntansi.

 

 

“Disinggung pula bahwa sudah akan banyak profesi-profesi yang hilang, dan dari apa yang disampaikan oleh Prof. Anita Lie, bolehkah disimpulkan bahwa bidang-bidang yang paling berkembang adalah Elektro dan Informatika? Dan mereka pula lah yang paling disalahkan atas hilangnya profesi-profesi yang disebutkan oleh Prof. Anita Lie, khususnya yang paling banyak disinggung adalah bidang Akuntansi”

 

Dekan Fakultas Teknik :

Sebenarnya Elektro dan Informatika adalah bidang yang paling adaptif, dan semua bidang lainnya (di era revolusi industri ini) pasti membutuhkan dan atau menggunakan IT, maka dengan begitu justru kami (Elektro dan Informatika) ini menjadi sebuah support. Kalau disampaikan bahwa dengan adanya teknologi maka akan tergeser, itu karena mereka tidak adaptif. Sehingga penting sekali bagi kita untuk segera beradaptasi, inovasi dan upskilling.

 

Kepala Program Studi Akuntansi :

Jika dibilang sebagai yang terdampak, ya betul. Namun kami justru ikut berkembang dengan teknologi tersebut sehingga fokus bidang kami seperti audit malah justru akan sangat terbantu. Teknologi akan bekerja menganalisis namun sense akan bidang audit tidak akan bisa tergantikan seluruhnya oleh teknologi. Prosesnya akan semakin terbantu dan terdampak positif akan hal itu. Jadi sebetulnya tidak ada yang dipersalahkan, ya inilah revolusi industri, kemajuan peradaban yang tidak dapat dihindari. Dahulu media komunikasi pun sangat minim, tidak ada handphone namun bagaimana kini? Ya mau tidak mau kita harus terus beradaptasi dan berinovasi. Kami bekali generasi muda ini dengan teknologi pula, mesin bisa memiliki kecerdasan buatan, namun mereka tidak memiliki sense and feeling. Kami tidak tinggal diam, kami yang harus menguasai mereka, bukan mereka yang menguasai kami. Adaptasi, inovasi dan upskilling.

 

 

“Maka apa yang paling berat untuk disiapkan kini dalam menjawab tantangan yang bahkan sudah akan menginjak revolusi industri 5.0 ?”

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa tantangan terberat memang mempersiapkan SDM itu sendiri. Maka sangat setuju ketika SDM Unggul Indonesia Maju dipilih oleh bapak Presiden menjadi tema Dirgahayu Republik Indonesia Ke-74 tahun ini. Kita harus mempersiapkan SDM kita supaya dapat menyambut lompatan teknologi. Terlebih bonus demografi kita sangat tinggi dan sudah era para millenial yang menguasai revolusi industri ini. Seperti yang dilakukan di beberapa prodi bahwa yang dilakukan adalah fokus pada metode pembelajaran student central learning, sekarang ini bukan eranya lecturer central learning! Kami meng-encourage seluruh mahasiswa sejak awal perkuliahan untuk secara mandiri meng-explore materi yang telah diberikan, mendiskusikannya dan mempresentasikannya bersama-sama. Dan penilaian pun akan lebih objektif karena mereka sendiri secara kelompok yang akan saling memberikan penilaian, para dosen hanya merupakan fasilitator. Kita tidak terbatas pada ruang kelas, kegiatan pendidikan bisa dilakukan di mana saja. Bersahabat dengan teknologi, kembangkan potensi diri dan selalu berinovasi.

 

(Jurnalis: Rio)

(Jurnalis Foto: Rio & Simson)