Berita & Agenda : Wednesday, 12 December 2012 | 1786 Views |

Western Culture Exibishion Ala Prodi Bahasa Inggris UWIKA

Ada suasana tak biasa di lobi lantai 2 Universitas Widya Kartika (Uwika) Selasa 11 Desember 2012. Puluhan mahasiswa berdandan dengan nuansa budaya barat. Ada yang memakai baju ala nona Perancis, jubah, bahkan topi koboi. Kepada setiap orang yang melintas, mereka menawarkan dan mengajak pengunjung melihat beragam informasi yang di pamerkan.

Kegiatan tesebut merupakan pameran yang dihelat untuk memenuhi ujian akhir mata kuliah Western Culture and Civilization prodi Bahasa Inggris. Amalia S, salah satu mahasiswa peserta pameran menjelaskan, dia dan teman-temannya mencoba mengekplorasi kebudayaan barat. Mulai dari sejarah, jenis, perilaku, dan beragam hal yang mempengaruhinya. “Kami membuat perjalanan western culture hingga seperti ini,” kata dia sambil menunjukkan karyanya.

Selain mengenakan pakaian ala barat, beragam informasi tentang belahan dunia barat juga dirangkum dan dipajang. Mereka menampilkannya dalam bentuk bagan sehingga bisa lebih mudah dipahami. Ornamen yang mirip diagram alir itu juga dibuat nyentik. Ada yang disusun seperti mading, ada pula yang dibingkai layaknya pizza. Di salah satu sudut, mereka juga membuat background tempat foto bersama. Foto booth itu terbuat dari lembaran kertas koran dan diberi susunan huruf yang diacak.

Pengunjung dapat memanfaatkan stan foto dengan busana ala western

Rindrah Kartiningsih, S.S., M.Si., M.Pd., dosen pengampu matakuliah tersebut menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan yang pertama. “Sebagai awalan, apa yang disajikan mahasiswa sudah cukup menarik,” katanya. Namun demikian, dirinya akan memberikan evaluasi agar kelak, pameran yang diselenggarakan bisa lebih baik.

Menurutnya, beberapa hal yang akan dinilai dari pameran tersebut meliputi kinerja kelompok dan evaluasi individu. Nah, hasil scoring itu yang akan menjadi bahan dalam memberikan nilai akhir. Mahasiswa harus membuat laporan tertulis mengenai jalannya acara.

Kegiatan tersebut berlangsung dua hari, hingga 12 Desember 2012.  Harapannya, mahasiswa bisa lebih memahami tentang perbedaan serta detail kebudayaan barat dengan budaya timur. Sehingga, seandainya jika mereka terjun dan berinteraksi dengan masyarakat dari belahan dunia barat, mahasiswa tersebut bisa menjamu dan menyesuaikan dengan kebiasaan di sana.

Disamping itu, dengan eksplorasi mendalam, peluang menemukan susuatu yang bisa menjadi ladang usaha juga menjadi lebih besar. “Sehingga, ada sisi-sisi bidang sastra dan bahasa yang dapat dikelola secara professional untuk menumbuhkan jiwa entrepreneur,” pungkasnya.