Uncategorized

nn

Kamis (08/10) HIMA Arsitektur telah mengadakan kegiatan diskusi ‘Open Talk’ untuk seluruh angkatan Mahasiswa Arsitektur yang disiarkan via google meet. Dengan dua ‘Ibu’ para Mahasiswa Arsitektur yaitu Ibu Ririn Dina Mutfianti, S.T., M.T. dan Ibu Risma Andarini, S.T., M.T. Ini adalah kegiatan dimana para dosen memberi pemantik agar mengobarkan semangat belajar mahasiswa, juga sebagai pengantar mengenai bagaimana strategi dalam menghadapi tantangan pandemi covid-19 untuk tetap belajar dan berkarya. Dalam forum ini, para mahasiswa juga sempat mengungkapkan tujuan dan harapan-harapan mereka lewat form online. Tujuan saya masuk ke prodi Arsitektur adalah untuk belajar tentang arsitektur dan belajar di jenjang yang lebih tinggi untuk bekerja, ingin belajar di teknik tapi juga ingin belajar seni. Saya berharap bisa menemukan banyak teman, mengasah kemampuan saya dan belajar hal-hal baru sehingga bisa menjadi seorang arsitek yang profesional” Kata salah satu peserta.

yy

Ibu Ririn Dina Mutfianti, S.T., M.T juga sempat memberikan pandangannya soal bagaimana gambaran pembelajaran arsitektur di ruang kenormalan yang baru “Ini sedikit dilema, karena ilmu arsitektur itu berhubungan dengan dimensi, rasa dan suasana. Pembelajaran terbaik harusnya lewat pengalaman langsung seluruh panca indra. Kegiatan yang membutuhkan praktek di lapangan akan tetap jalan, namun akan dipilah-pilah kegiatan yang memang harus melibatkan kondisi eksplorasi lapangan. Jadi kita semua harus siap dengan berbagai protokol kesehatan”. Walau terdampak pandemi, para mahasiswa arsitektur berharap Kegiatan-kegiatan terus dijaga keberlangsungannya untuk tetap mendapatkan kualitas belajar, dengan mengkombinasikan online dan offline.

Dengan adanya kegiatan diskusi rutin prodi Arsitektur Universitas Widya Kartika, harapannya dosen tidak hanya hanya memberi materi dan mengajar namun juga bisa lebih ‘mendengar’ persoalan dan harapan peserta didiknya, merefleksikan tahun ajaran yang telah lalu, saling menganalisis permasalahan-permasalahan yang ditemui selama satu semester untuk menemukan solusi. “Mereka nggak akan dibiarkan begitu saja, karena saya dan para dosen disini juga memiliki tanggung jawab bagaimana materi-materi itu bisa tersampaikan dengan baik” – Jelas Bu Ririn.

Leave a Comment