GAME ONLINE, Kita Dengar Kata Para Pelajar SMKN 2 Buduran Sidoarjo dan Pro Player esport

Sejak berkembangnya gawai pintar, akses terhadap internet menjadi sangat mudah, murah dan masif. Menurut data dan studi berjudul DIGITAL 2020 : GLOBAL DIGITAL OVERVIEW yang dilakukan oleh perusahaan media we are social, perusahaan jasa pengelola media masa hootsuite dan juga Kepios yang merupakan perusahaan konsultan strategi marketing menunjukkan bahwa lebih dari 55% dari 7,75 Miliar populasi dunia atau sekitar 4,54 Miliar orang di tahun 2020 adalah pengguna internet. Media sosial masih menduduki peringkat pertama aplikasi yang sering diakses secara aktif oleh mereka, jumlahnya hingga 3,8 Miliar pengguna. Sedangkan di Indonesia sendiri lebih dari 175 juta penduduknya adalah pengguna aktif internet.

01-Global-Overview-–-DataReportal-Digital-2020-Global-Digital-Overview-Slide-8

Sumber : DataReportal

https://datareportal.com/reports/digital-2020-global-digital-overview?format=amp

digital-2020-indonesia-january-2020-v01-17-1024

https://datareportal.com/reports/digital-2020-indonesia

Artikel ini dimulai dari obrolan bersama Ramdhani Pratama Putra, salah satu siswa SMKN 2 Buduran Sidoarjo yang kini menjadi bagian dari Keluarga Besar UWIKA, keluarga Lensa Kartika lebih tepatnya. Game online sepertinya menjadi tren yang semakin eksis di kalangan pelajar, bagaimana tidak, sehari waktu mereka masih banyak dihabisakan dengan belajar online di rumah, yakin kah akses terhadap internet itu juga tak dimanfaatkan mereka untuk bermain game online meski hanya sejenak untuk menghibur diri atau bahkan untuk bertanding dalam ajang esport?

photo_2021-01-22_13-35-29

Foto : Keluarga SMKN 2 Buduran Sidoarjo

Dari sini kemudian kami mencoba membuat kuesioner yang kami rilis untuk teman-teman pelajar di SMKN 2 Buduran Sidoarjo. Kami ingin mengetahui tren game online dan juga esport di kalangan pelajar yang justru juga harus tetap konsentrasi melakukan kegiatan belajar/sekolah secara daring.

Lebih dari 80% responden menyampaikan bahwa mereka mengakses game online selama masa pandemi ini dengan tetap mengatur jam belajar mereka. Rata-rata mereka menghabiskan waktu 1-3 jam sehari bermain game online dan bahkan ada juga yang melakukannya lebih dari 5 jam sehari. Mobile Legend menjadi game online yang paling banyak diminati dan dimainkan, disusul PUBG dan Genshin Impact.

WhatsApp Image 2021-01-21 at 2.29.10 PM (4)

Foto : Ivan Adrianto (pro player Mobile Legend)

Uniknya adalah, bahwa lebih dari 60% dari mereka mengakui bahwa bermain game online membawa pengaruh yang kurang baik terhadap hasil belajar mereka. Tetapi dengan bermain game online, lebih dari 70% mereka juga mengaku mendapatkan wawasan yang positif terkait manajemen dan strategi.

Untuk melengkapi artikel ini kami menghubungi salah satu pro player game online Mobile Legend yang kini berkarir bersama tim esport di Jakarta, Ivan Adrianto. Kami ingin mendapatkan gambaran dari pengalaman seorang pro player terkait fenomena game online di kalangan pelajar yang sayangnya sebagian besar menyampaikan bahwa kegiatan bermain game online tidak mendapat restu orang tua mereka. Hanya sekitar 30% dari mereka yang mendapat dukungan orang tua. Padahal sebagian besar dari responden juga menyampaikan bahwa mereka ingin menjadi atlet esport seperti Ivan.

Ivan menyampaikan bahwa esport sekarang ini sangat berkembang dan merupakan sebuah pilihan karir, karena seperti ‘youtuber’ sekarang ini dapat menghasilkan banyak manfaat dan feedback yang positif tentunya. Pemuda yang dikenal dengan VaanStrong di dunia Mobile Legend ini membenarkan bahwa sebagian besar orang tua menolak anaknya untuk bermain game online, tetapi ada juga orang tua yang open minded dan mendukung anaknya untuk menggeluti dunia esport, dan dukungan dukungan dan doa orang tua ini sangat besar sekali perannya dalam keberhasilan para atlet esport seperti dirinya.

Dukungan orang tua atas kegiatan bermain game online anaknya ini juga hal yang wajar. “Menurut saya pelajar sekarang ini rata-rata menghabiskan waktu lebih banyak bermain game online, apalagi karena adanya masa pandemi ini, sehingga orang tua mereka khawatir terhadap pendidikan anak-anaknya”, terang Ivan. Ia melanjutkan bahwa pendidikan tetap harus diprioritaskan!, dan Ivan juga memberikan saran kepada pelajar bahwa bisa juga keduanya dilakukan dengan porsi yang seimbang. Pendidikannya harus baik, sambil pula mengejar cita-cita sebagai atlet esport. Karena jika hanya mengambil makna bermain game online saja maka yang ada adalah kekhawatiran orang tua.

WhatsApp Image 2021-01-21 at 2.29.10 PM

Foto : Ivan Adrianto (Aura Esport)

Pun dituturkan oleh Ivan, bahwa berkarir sebagai seorang atlet esport tidaklah mudah, menyandang gelar pro player pun juga tidak mudah. Dibutuhkan attitude yang baik, konsisten dalam menjalani profesi ini, kerja cerdas, pandai dalam manajemen waktu, pula diperlukan peralatan yang mendukung (internet dan device). Berada di titik di mana Ivan berdiri saat ini pun telah melalui banyak sekali perjuangan,Terkadang kita harus nge-push diri dan berusaha agar dapat dikenal orang dan bermanfaat bagi mereka, maka kita akan memiliki value yang meningkat pula.

Di akhir obrolan, Ivan memberikan saran bagi para pelajar bahwa jika merasa mempunyai bakat atau ingin menghabiskan waktu untuk bergelut di dunia esport, minimal selesaikan dulu pendidikan jenjang menengah atas ini dengan sebaik-baiknya, “Jangan setengah-setengah kalau ingin masuk ke esport, karena dunia esport itu kejam, sama halnya dunia kerja, bahwa kalian akan selalu berada dalam situasi yang terancam, bersiap untuk digantikan kapanpun. Oleh karena itu kita harus fokus, konsisten dan harus bisa quality over quantity, inilah yang akan membuat kita bisa bertahan dan berhasil mencapai kesuksesan di dunia esport”.

Leave a Comment